Rumah Singgah Peka Obati Korban Pengguna Narkoba
BOGOR (Pos Kota) – Minimnya tempat rehabilitasi, membuat masyarakat yang peduli akan kesembuhan korban pengguna narkoba, lalu mendirikan Rumah Singgah Peka atau tempat rehabilitasi bagi pecandu narkotika psikotropika dan zat adiktif (napza).
Rumah Singgah Peka ini diperuntukan untuk korban dari kalangan menengah ke bawah. Walau berjalan dengan keterbatasan fasilitas, rumah singgah ini ternyata menjadi pilihan korban narkoba yang ingin kembali hidup sehat. Pasalnya ditempat ini, ada sebuah fasilitas yang tidak dimiliki pusat-pusat rehabilitasi pada umumnya.
“Keistimewaan Rumah Singgah Peka ini yakni, semua klien yang datang secara sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu. Tidak juga dipungut biaya,” kata Sam Nugraha, pengelola Rumah Singgah Peka kepada wartawan.
Sam yang juga mantan pecandu napza ini menambahkan, dirinya bangga bisa menolong orang lain dengan berdirinya tempat ini. Ia menuturkan, untuk semua operasional, pihaknya mendapatkan dana bantuan dari Komisi Penanggulangan Aids Nasional (KPA) Global Fund.
Luas bangunan yang berdiri diatas lahan seluas kurang lebih seribu meter persegi ini, berada di Jalan Cifor 50, Sindang Barang Jero, Kampung Pilar Satu Bogor atau tepatnya di samping area pelestarian hutan yang dikelola negara Prancis ini.
Sam juga mengecam rehabiitasi yang ada selama ini umumnya menggunakan metode di bawah tekanan. Seperti, penerapan sistem hukuman (punishment) sampai tindakan ekstrem, yakni merendam pecandu ke dalam kolam air.
Cara-cara konvensional tersebut, mungkin bisa meredam permasalahan candu, namun tidak serta-merta menyelesaikan masalah. “Ada masalah yang lebih besar, yakni mentalitas dan kepercayaan diri para pecandu. Itu yang coba kami sembuhkan,” katanya.
Berdasarkan data, mayoritas kliennya berasal dari wilayah Bogor. Mereka dari kalangan menengah ke bawah, dengan usia 19-45 tahun. Para korban ditangani sepuluh pekerja yang terdiri dari enam konselor dua manajer program, dua psikolog, seorang sekretaris, keuangan. “Niat untuk berubah harus datang dari si pecandu itu sendiri. Makanya banyak dari mereka yang berhasil dan hidup sehat,”paparnya sambil menambahkan, klien yang berobat disediakan tempat menginap.
Kini terdapat sekitar 47 pasien pecandu, yang terdiri dari satu orang pecandu ekstasi, satu pecandu mariyuana, serta satu orang pecandu shabu. Sisanya pecandu heroin atau putaw.
(yopi/sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.